nusakini.com--Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan alasannya menonton The Fest hingga jam 12 malam pada Jumat (11/8) malam, demikian juga dengan Shura, Kodalina, Linkin Park, Metallica, Lamb of God, Judas Priest, dan sebagainya. 

“Saya nonton. Tapi untuk apa harus tahu, untuk apa kita nonton. Untuk membandingkan posisi kita ada dimana, kekalahan ada dimana, kemenangan kita ada dimana,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/8).

Dalam acara yang dihadiri oleh ratusan dosen dan mahasiswa dari seluruh Indonesia itu, Presiden Jokowi mengingatkan, jangan sampai Bangsa Indonesia tergerus oleh itu. “Senang enggak apa-apa. Tapi jangan berikan kesenangan kita semuanya pada dia,” tutur Presiden seraya menambahkan, bahwa bulan Oktober nanti musisi Ed Sheeren juga akan ke Indonesia. Ia sampaikan bahwa ini pasti disenangi anak-anak muda semuanya. 

Kepala Negara merasa perlu mengingatkan, Bangsa Indonesia sendiri memiliki sebetulnya punya seperti Giring Nidji. Ia juga menambahkan bahwa Indonesia punya misalnya yang senang rock ada Superman Is Dead, juga Slank. 

“Ngapain lihat-lihat yang itu. Ya untuk membandingkan. Tahu bagaimana mereka menata lighting-nya seperti apa manajemen panggungnya seperti apa, pengelolaan penontonnya seperti apa. Itu yang ingin saya lihat,” terang Kepala Negara. 

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia memiliki semuanya. Budaya Indonesia, coba yang namanya tarian dari Sabang sampai Merauke, entar berapa puluh ribu jenis tarian yang dimiliki. 

“Ini hanya ingin mengingatkan kepada kita semuanya, sekali lagi bahwa ideologi Pancasila itu bisa mengarahkan kita kembali kepada cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia,” tutur Presiden Jokowi. 

Tampak hadir dalam acara ini Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri, Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Try Sutrisno, Menko Polhukam Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Kepala UKP PIP Yudi Latif, Menristekdikti M. Nasir, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bogor Bima Arya. (p/ab)